Judul asli: Minoes. Pengarang: Annie MG. Schmidt. Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Juli 2007, 199 halaman.
Buku ini menceritakan tentang kucing2 yang mencari berita kemudian memberikannya kepada Minoes, seorang wanita muda. Minoes ini dulunya kucing. Karena ia makan sesuatu dari tong sampah Institut Penelitian Biokimia, ia berubah jadi manusia.
Tokoh2 lainnya adalah Tibbe, wartawan koran yang pemalu tapi karena Minoes ia jadi berani dan tak pernah putus asa. Lalu ada Meneer Smit yang selalu bersemangat dalam menyampaikan sesuatu, juga ada Meneer Ellemet yang munafik. Ia mengaku penyayang binatang tapi ia malah memukul si kucing Burik sampai pincang. Padahal Burik sedang mempunyai enam bayi kucing yang baru lahir.
Singkat cerita, waktu Minoes diberitahu oleh seekor kucing bahwa kakaknya ingin menjumpainya, ia menuju tempat itu tanpa memberitahu Tibbe. Sewaktu Tibbe memanggilnya ia tidak menyahut, maka Tibbe langsung naik ke atas atap rumahnya. Biasanya Minoes suka berada di sana. Ternyata Tibbe melihat dua ekor kucing di atap miring itu. Kucing pertama adalah si Burik, kucing lainnya sangat cantik, berbulu jingga dan memiliki dada serta ujung ekor putih. Tibbe makin menjulurkan badan keluar sehingga jendela dapur mulai berderit dan kucing jingga di luar menatapnya. Tibbe langsung berpikir kucing itu adalah Minoes. Mata kucing jingga yang menatapnya itu mata Minoes yang sudah ia kenal baik. Wajah kucing ini mirip wajah Minoes, tapi ini adalah wajah kucing betulan.
Tibbe dan Bibi tetangganya mencari Minoes yang mereka pikir sudah kembali menjadi kucing, di Emmalaan, jalan kecil indah yang berliku2. Minoes pernah bercerita kepada Bibi bahwa dulu ia tinggal di Emmalaan, di rumah yang di samping terasnya tumbuh tanaman berbunga kuning. Di sana mereka melihat kucing jingga itu lagi. Mengerikan sekali! Ada burung murai di moncongnya, baru ditangkap, masih hidup dan mengepak2. Karena sedih, Tibbe dan Bibi memutuskan pulang.
Ternyata kucing itu bukan Minoes, melainkan kakaknya, yang sedang berusaha meyakinkan Minoes bahwa ia akan kembali menjadi kucing jika memakan murai hitam. Tapi Minoes malah melepaskan murai hitam itu. Sang kakak marah dan mengusir Minoes.
Cuaca mulai berubah ketika Tibbe dan Bibi pulang. Angin bertiup, awan besar berarak, hujan mulai turun. Tiba2 seekor anjing mengonggong tepat di belakang bangku tempat mereka duduk. Anjing itu berdiri di bawah pohon dan menyalak ke arah atas. Lalu Tibbe dan Bibi menengok ke atas. Itu Minoes! Tibbe meminta tolong pada truk tukang susu dan menurunkan Minoes. Akhirnya Minoes turun dan mereka semua tertawa sambil merangkul Minoes. Tibbe menyuruh Minoes pulang dan makan. Ia tak ingin Minoes pergi lagi karena ia menyukainya.
0 Response to "Minoes Si Gadis Kucing"
Post a Comment